-->

Apa itu Temper Tantrum

APAKAH TEMPER TANTRUM ITU?
Temper Tantrum adalah suatu letupan amarah anak di saat anak menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya.

SIAPA YANG MENGALAMI TEMPER TANTRUM?
Umumnya dialami oleh anak usia balita, terutama terjadi antara usia 2 hingga 4 tahun.

KENAPA TERJADI TEMPER TANTRUM?
Anak balita merasa lepas kendali, dirinya sedang kacau, bingung, dan berantakan. Ada keinginannya yang tidak terpenuhi. Keinginannya harus segera dipenuhi saat itu juga. Anak balita tidak mengenal konsep “nanti”, sehingga tidak dapat menunda atau menunggu pemenuhan atas keinginannya. Karena keinginannya tidak terpenuhi, ia merasa tidak puas dan menjadi frustrasi.

Untuk menanggulangi rasa frustrasi tersebut, ia mengamuk. Frustrasi menimbulkan banyak ketegangan. Ia mengungkapkan rasa frustrasi ini dengan cara menjerit sambil menangis keras-keras, menjatuhkan diri ke lantai, atau bergerak-gerak dengan liar, berguling-guling di lantai, melempar barang, memukul-mukul, menendang, dsb. Cara tsb sangat ampuh untuk segera lepas dari ketegangan tadi.

HAL-HAL APA YANG MEMBUAT ANAK BALITA FRUSTRASI?
  • Tidak mendapatkan apa yang diinginkan (misalnya perhatian guru/orang tua, permen, mainan, dsb)
  • Tidak mampu melakukan sendiri (misalnya dalam berpakaian, membawa mainannya sekaligus, menyeberangi jalan tanpa berpegangan pada orang tua, dsb) 
  • Menginginkan orang tua/guru melakukan sesuatu yang orang tua/guru tidak bisa atau tidak ingin lakukan (misalnya menemani anak tidur, mengambil makanan kesukaan yang tidak diperbolehkan, dsb) 
  • Tidak mengetahui apa yang diinginkannya (misalnya apakah sebaiknya ia makan di meja makan atau duduk di sofa atau tidak makan) 
  • Tidak mampu menjelaskan apa yang diinginkannya (misalnya ingin bermain ayunan lebih tinggi, tapi alat ayunan tidak memungkinkan) 
  • Tidak mampu mengendalikan segala sesuatu (misalnya ia ingin ibunya tidak pergi ke kantor, tapi ibunya tetap pergi, ia ingin memakai piring warna biru, tetapi dibelikan warna merah, dsb) 
  • Disalahmengerti (ditertawakan, padahal dia tidak bermaksud melucu) 
  •  Bosan 
  • Lelah 
  • Lapar 
  • Sakit 
  • Mencontoh tindakan penyaluran marah yang salah dari orang dewasa (ayah, ibu)



KONDISI SEPERTI APA YANG MENYEBABKAN ANAK MENGAMUK?
Ketika anak merasa diabaikan. Orang tua/guru sibuk dengan aktivitas lain, tidak punya waktu untuk memberikan perhatian kepada anak. Yang dibutuhkan anak bukan hanya sekadar kehadiran, tetapi keterlibatan orang tua/guru di dalam kegiatannya.

APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANG TUA/GURU? 
Tidak ada jawaban yang pasti. Namun, ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua/guru:

1. Sebelum terjadi amukan pada anak :
  • Orang tua/guru harus mengenali emosi-emosi di dalam dirinya masing-masing terlebih dahulu. Semakin kita mahir mengenali emosi ini, semakin tenang menghadapi anak yang sedang emosi. 
  • Berikanlah contoh yang baik, karena kita akan dijadikan contoh oleh anak. 
  • Bila kita sedang marah salurkanlah amarah kita secara tepat. Karena anak akan dengan mudah merekam setiap kejadian di sekitarnya, baik yang positif maupun yang negatif. 
  • Anak akan menyesuaikan perilakunya dengan perilaku kita. Jika kita terpancing ikut mengamuk, amukan anak akan lebih hebat. 
  • Berikan perhatian yang cukup. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Semakin banyak perhatian yang didapat, akan semakin banyak pemahaman akan dirinya. Semakin ia memahami diri, anak akan semakin bahagia. 
  • Cari penjaga anak, bila kita akan menghadapi kesibukan yang tidak memungkinkan memberikan perhatian sebagaimana biasanya 
  • Bawa buku cerita yang bergambar dan menarik, boneka, makanan kecil yang bergizi, dll., jika akan bepergian dengannya 
  • Bernegosiasi dan berkompromi. Bicarakan apa yang akan dilakukan orang tua/guru, libatkan atau ajak dia untuk membantu, diskusikan satu solusi yang menyenangkan bagi anak dan orang tua/guru.

2. Pada saat anak mengamuk:
  • Jangan memberinya perhatian 
  • Berdiam diri (tenang, berjalan menjauhinya, tidak memberikan perhatian, memandangnya tanpa emosi) sampai anak siap untuk diajak bicara 
  • Memegangi dengan kuat tanpa mencederai agar ia merasa aman 
  • Bersikap tegas tetapi lembut, dewasa, peduli, dan positif 
  • Mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan menciptakan suasana humor atau melibatkan anak ke dalam aktivitas lain 
  • Kalahkan amukan anak dengan suara tegas yang dapat mengejutkannya 
  • Jangan memukul atau memakinya

3. Setelah badai berlalu:
  • Setelah badai berlalu, yang harus dilakukan adalah memeluknya. 
  • Jelaskan apa yang telah terjadi 
  •  Berikan pemahaman kenapa hal itu sampai terjadi 
  • Katakan perilaku apa yang kita inginkan lain kali 
  • Sadarkan anak bahwa amukan adalah cara komunikasi yang tidak dapat diterima. Ada cara lain untuk memberitahukan apa yang dia inginkan kepada orang tua/guru. Kita harus yakin bahwa pada waktunya nanti ia akan mempelajari cara-cara lain tersebut. 
  • Ajari anak berlatih menguasai dan mengendalikan emosinya, yaitu dengan cara mengajaknya bermain musik, melukis, bermain bola, atau permainan lainnya. Lewat permainan, anak akan belajar menerima kekalahan, belajar untuk tidak sombong jika menang, bersikap sportif, bersaing secara sehat. Jangan sekali-kali diajarkan untuk bermain curang. Ajarkan perbedaan antara kebutuhan dengan keinginan. Anak berhak mendapatkan semua kebutuhannya (kasih sayang, kehangatan, dll) tetapi tidak semua keinginan yang dapat diperolehnya. 
  • Tetapkan batas secara jelas dan tegas. Batas mana yang boleh dan harus dilakukannya, dan mana yang tidak. Anak membutuhkan orang tua/guru untuk membatasi perilakunya. 
  • Ajarkan anak memilih di dalam batasan (Kamu ingin makan telur atau sosis? Kamu ingin main air atau mandi?). 
  • Berusaha konsisten. Konsisten artinya selalu bersikap sama. Sekali kita menerapkan aturan tertentu pada anak, aturan tsb tetap berlaku sama setiap saat, di semua tempat, dan bagi siapapun. 
  • Melatih anak untuk tidak mendapatkan perhatian penuh kita, sedikit demi sedikit. Misalnya dengan memulai perjalanan singkat lalu menambah waktunya secara bertahap

APA YANG AKAN TERJADI JIKA TEMPER TANTRUM BERLANJUT TERUS?
  • Anak akan belajar bahwa amukan bisa membuatnya mendapatkan apa yang ia inginkan. 
  • Amukan bertambah hebat 
  • Mengikuti orang tua/guru dari satu ruangan ke ruangan lain 
  • Hanya mengamuk ketika ada orang-orang lain di sekitarnya 
  • Berhenti dan memulai tergantung pada apakah orang tua/guru melihatnya atau tidak 

0 Response to "Apa itu Temper Tantrum"

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan anda, Berkomentarlah sesuai Tema dan Judul Postingan pada blog Terbarutau, Komentar yang mengandung unsur SPAM dan SARA akan dihapus..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel